Khamis, 8 Mac 2012


KIsah Agung Wafatnya Sang Kekasih ..


Ada sebuah kisah tentang cinta yang sebenar-benar cinta yang dicontohkan Allah melalui kehidupan Rasul-Nya…

Pagi itu walaupun langit telah mulai menguning, burung-burung gurun enggan mengepakkan sayap.

Pagi itu..Rasulullah dengan suara terbatas memberikan khutbah…

“Wahai umatku..kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya ku wariskan kepada kalian, Al-Quran dan Sunnahku…barangsiapa yang mencintai sunnahku, bererti mencintai aku, dan kelak orang-orang yang mencintaiku akan masuk syurga bersama-sama aku…”

Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasulullah yang tenang dan penuh minat menatap para sahabatnya bersatu. Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca. Umar, dadanya naik turun menahan nafas dan tangisnya. Usman menghelakan nafas panjang dan Ali menundukkan kepalanya dalam-dalam.

Isyarat itu telah datang, saatnya telah tiba... Rasulullah akan meninggalkan kita semua. Keluh hati semua sahabat kala itu. Manusia tercinta itu hampir selesai menunaikan tugasnya didunia.. Tanda-tanda itu semakin kuat… Ali dan Fathal dengan cergas menangkap Rasulullah yang berkeadaan lemah dan goyah ketika turun dari mimbar.

Di saat itu, kalau mampu,seluruh sahabat yang hadir di sana pasti akan menahan detik-detik berlalu...

Matahari kian tinggi, tetapi rumah Rasulullah masih tertutup rapat..tiba-tiba dari luar terdengar seseorang berseru mengucapkan salam.

“Bolehkah saya masuk?” tanyanya.?

Tetapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk.?

“Maaflah,ayahku sedang demam,”kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup daun pintu.?

“Siapakah itu wahai anakku?”?

“Tak tahulah ayahku,orangnya seperti baru sekali ini aku melihatnya..”tutur Fatimah lembut.?

Lalu Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan . seolah-olah, bahagian demi bahagian wajah anaknya itu ingin dikenang.?

“Ketahuilah dialah yang menghapus kenikmatan yang sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia.”?

“Dialah malaikatul maut,” kata Rasulullah.?

Fatimah pun menahan ledak tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tetapi Rasulullah menanyakan mengapa Jibrail tidak ikut sama menyertainya.?

Kemudian dipanggil Jibrail yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut roh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.?

“Jibrail, jelaskan apa hakku di hadapan Allah nanti?”Tanya Rasulullah dengan suara yang amat lemah.?

Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti rohmu.?

“Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu,”kata Jibrail.?

Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan.

“Engkau tidak gembira mendengar khabar ini?” Tanya Jibrail lagi.?

“Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?”?

“Jangan khuatir Ya Rasulullah, aku pernah mendengar Alllah berfirman kepadaku: Kuharamkan syurga kepada sesiapa sahaja kecuali umat Muhammad sudah berada di dalamnya,” kata Jibrail.?

Detik-detik semakin dekat saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan roh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang.?

“Jibrail betapa sakit sakaratul maut ini” perlahan Rasulullah mengaduh.?

Fatimah terpejam, Ali yang disanpingnya menunduk semakin dalam dan Jibrail memalingkan muka.?

“Jijikkah kau memandangku, hingga kau palingkan wajahmu Jibrail? Tanya Rasulullah kepada Malaikat penghantar wahyu itu.?

“Siapakah sanggup melihat kekasih Allah direnggut ajal” kata Jibrail.?

Sebentar kemudian terdengar Rasulullah memekik, kerana sakit yang tidak tertahan lagi.

“Ya Allah! dasyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut kepadaku, jangan kepada umatku”?

Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibirnya seakan bergetar membisikkan sesuatu. Ali segera mendekatkan telinganya, “Uushikuum bis shalati, wa maa malakat aimanuku, peliharalah solat dan peliharalah orang-orang yang lemah diantara kamu.”?

Di luar pintu, tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutup wajah dengan tangannya dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.?

“Ummati…Ummati…Ummati…”?

Dan..berakhirlah kisah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu. Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa baarik wa salim ‘alaih. Betapa cintanya Rasulullah terhadap kita. Dan cinta itu..akan kami buktikan…?

CINTA ITU FITRAH


Buat saudara, sahabat, adik2, juga student tercinta yg selalu tersepit dlm mslh cinta, cinta itu x pernah bersalah sehingga kita meletakkan ia ditempat yg salah, krn cinta itu fitrah dr Allah anugerah Allah dan disyurgalah bermula kisah cinta pertama manusia sehingga hadir syaitan merosakkan.. jadi yang FITRAH perlukan HIDAYAH sehingga kita kembali ke syurga dan cinta menjadi ANUGERAH semula.. jangan sia2kan cinta anda untuk sesuatu yg belum pasti...

Keutamaan Pergi Ke Masjid





1050. Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Nabi s.a.w. bersabda: "Barangsiapa pergi ke masjid pada waktu pagi atau sore hari, maka Allah menyediakan untuknya suatu hidangan -yang lazim diberikan untuk tamu- di syurga, setiap kali ia pergi pagi atau sore hari itu." (Muttafaq'alaih)

1051. Dari Abu Hurairah r.a. pula bahwasanya Nabi s.a.w. bersabda: " Barangsiapa yang bersuci di rumahnya kemudian ia pergi ke salah satu dari beberapa rumah Allah -yakni masjid- untuk menyelesaikan salah satu shalat wajib dari beberapa shalat yang diwajibkan oleh Allah, maka langkah-langkahnya itu yang selangkah dapat menghapuskan satu kesalahan sedang langkah yang lainnya dapat menaikkan satu derajat." (Riwayat Muslim)

1052. Dari Ubay bin Ka'ab r.a., katanya: "Ada seorang dari golongan sahabat Anshar yang saya tidak mengetahui seorangpun yang rumahnya lebih jauh letaknya dari rumah orang itu jikalau hendak ke masjid, tetapi ia tidak pernah terlambat oleh sesuatu shalat -yakni setiap shalat fardhu ia selalu mengikuti berjamaah-. Kepadanya dikatakan: "Alangkah baiknya jikalau engkau membeli seekor keledai yang dapat engkau naiki di waktu malam gelap gulita serta di waktu teriknya panas matahari." Ia menjawab: "Saya tidak senang kalau rumahku itu ada di dekat masjid, sesungguhnya saya ingin kalau jalanku sewaktu pergi ke masjid dan sewaktu pulang dari masjid untuk kembali ke tempat keluargaku itu dicatat pahalanya untukku." Rasulullah s.a.w. lalu bersabda: "Allah telah mengumpulkan untukmu pahala kesemuanya itu -yakni waktu pergi dan pulangnya semuanya diberi pahala-." (Riwayat Muslim)

1053. Dari Jabir r.a., katanya: "Ada beberapa bidang tanah di sekitar masjid itu kosong, lalu keluarga Bani Salimah berkehendak akan berpindah di dekat masjid. Hal itu sampai terdengar oleh Nabi s.a.w., lalu beliau bersabda kepada mereka: "Ada berita yang sampai kepadaku bahwa engkau semua hendak berpindah di dekat masjid." Mereka menjawab: "Benar, ya Rasulullah. Kita memang berkehendak demikian." Beliau lalu bersabda lagi: "Hai keluarga Bani Salimah, bekas langkah-langkahmu -ke masjid itu- dicatat pahalanya untukmu semua. Maka itu tetaplah di rumah-rumahmu itu saja, tentu dicatatlah bekas langkah-langkahmu semua itu." Mereka lalu berkata: "Kita tidak senang lagi untuk berpindah." Diriwayatkan oleh Imam Muslim. Imam Bukhari juga meriwayatkan yang semakna dengan hadits di atas dari riwayat Anas.

1054. Dari Abu Musa r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya sebesar-besar manusia perihal pahalanya dalam shalat ialah yang terjauh diantara mereka itu tentang jalannya lalu lebih jauh lagi. Dan orang yang menantikan -menunggu- shalat sehingga ia dapat mengikuti shalat itu bersama imam adalah lebih besar pahala daripada orang yang melakukan shalat itu dengan sendirian lalu ia pulang tidur." (Muttafaq 'alaih)

1055. Dari Buraidah r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang berjalan di waktu malam ke masjid-masjid bahwa mereka akan memperoleh cahaya yang sempurna besok pada hari kiamat." (Riwayat Abu Dawud dan Tirmidzi)

1056. Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sukakah engkau semua kalau saya tunjukkan akan sesuatu amalan yang dapat melebur semua kesalahan dan dengannya dapat pula menaikkan beberapa derajat?" Para sahabat menjawab: "Baiklah, ya Rasulullah." Beliau s.a.w. lalu bersabda: "Yaitu menyempurnakan wudhu' sekalipun menemui beberapa hal yang tidak disenangi -seperti terlampau dingin dan sebagainya-, banyaknya melangkahkan kaki untuk ke masjid dan menantikan shalat sesudah melakukan shalat. Itulah yang dapat disebut ribath -perjuangan menahan nafsu untuk memperbanyak ketaatan pada Tuhan-." (Riwayat Muslim)

1057. Dari Abu Said al-Khudri r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Jikalau engkau semua melihat seseorang membiasakan -pulang pergi- ke masjid, maka saksikanlah ia dengan keimanan -yakni bahwa orang itu benar-benar orang yang beriman-. Allah Azzawajalla berfirman: "Sesungguhnya yang meramaikan masjid-masjidnya Allah ialah orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir."[1] sampai ke akhir ayat. Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadits hasan.

Catatan 

[1] Kelengkapan isi ayat di atas, yang tercantum dalam surat at-Taubah, ayat 18, artinya adalah sebagai berikut: "Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapa pun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk."

IKHLAS

Seseorang yang ikhlas akan menyembunyikan amalan-amalannya
dari pandangan manusia sebagaimana dia menyembunyikan
keburukkan-keburukkannye.